Halloo kak, izin menjawab, kalo aku biasanya mengukur kualitas tersebut setiap bulannya kak, karena platform yang ku buat untuk edtech jadi diperlukan insight yang banyak untuk mengetahui behavior dan kualitas platform yang kita buat soalnya akan berkaitan sama revenue dari perusahaan.
Untuk pov freelance dalam hal meredesign webiste bisa banget untuk mengukur kuliatasnya juga, kapan digunakannya, saat website sudah di publish, karena biar dapat insight dari real user yang melihat/menggunakan website yang kita redesign. Apakah harus semua metrics? Engga kok di sesuaikan sama kebutuhan dari websitenya aja. Saran ku biar enak impelementasi clarity aja supaya tau behavior user saam melihat website kita. Durasinya kalo saranku 1 tahun pertama harus sering mengukur kualiatsnya, karena supaya tau yang kita redesign udh lebih bagus gak si darinyang sebelumnya.
Catatan untuk pov freelance, mungkin bisa dikomunikasikan ke klient bahwa akan ada laporan dalam mengukur kuliatas website.
Yang paling sering aku gunakan dan ada biasanya aku pengukuran LEM, NPS, Rating, average scroll depth, dan Masalah Teknis.